Baik, berikut puisinya:
Wanitaku
Wanitaku,
Dialah terbaik dalam hidupku—
Istriku, rumah bagi lelah yang panjang,
Doa yang diam-diam menguatkanku.
Di matanya aku belajar setia,
Tentang sabar yang tak pernah menuntut balas.
Tangannya sederhana,
Namun mampu menenangkan dunia yang gaduh.
Ia bukan tanpa luka,
Namun memilih bertahan bersamaku.
Dalam kekuranganku,
Ia tetap melihat harapan, bukan cela.
Wanitaku,
Jika hidup adalah medan perjuangan,
Maka dialah alasanku pulang.
Teman sepi, penopang mimpi,
Cinta yang kupilih, setiap hari,
Dengan yakin dan penuh syukur.